Menkeu Purbaya Akui Ada yang Melarangnya untuk Renovasi Pesantren Khoziny Pakai APBN


INDSATU - Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa mengaku, ada yang melarangnya untuk membiayai renovasi pondok pesantren menggunakan anggaran pendapatan belanja negara (APBN).


Di samping itu, bendahara negara juga menegaskan bahwa dia belum menerima pengajuan proposal untuk merenovasi pondok pesantren Al Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur yang ambruk pada Senin (29/9/2025) lalu.


"Jadi begini, begitu saya udah ngomong begitu saya akan lihat. Udah ada tuh yang WA ke saya, jangan, katanya nanti yang lain iri. Saya nggak tahu bagaimana yang terbaik," kata Menkeu Purbaya di Direktorat Jenderal Pajak, Rabu (15/10/2025).


Menkeu Purbaya tidak menyebut secara spesifik orang yang melarang dia membiayai renovasi pondok pesantren itu. Namun dia akan mempertimbangkan pembiayaan renovasi pondok pesantren setelah mendapat proposal.


"Ada, kayak-kayak tempat lain lah," tegas dia.


Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Muhaimin Iskandar menanggapi soal adanya pro-kontra terhadap wacana pembangunan ulang atau renovasi Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur yang ambruk pada Senin (29/9/2025) lalu.


Diketahui ambruknya bangunan musala di Ponpes Al Khoziny telah menelan ratusan korban dan menyebabkan 67 santri meninggal dunia.


Diduga ambruknya bangunan Ponpes Al Khoziny itu disebabkan karena kegagalan konstruksi.


Atas insiden tersebut, Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengungkap keinginan pemerintah untuk membantu pembangunan ulang Ponpes dengan menggunakan dana APBN.


Namun nyatanya wacana penggunaan APBN untuk renovasi Ponpes Al Khoziny tersebut justru menuai pro-kontra ditengah masyarakat.


Menanggapi pro-kontra ini, Muhaimin Iskandar atau yang kerap disapa Cak Imin ini menegaskan, Ponpes Al Khoziny ini layak dibantu pemerintah menggunakan dana APBN.


Pasalnya ada sebanyak 1.900 santri yang belajar di Ponpes Al Khoziny. 


Jika proses renovasi Al Khoziny tak dibantu pemerintah, lantas bagaimana nasib ribuan santri tersebut, mereka butuh tempat untuk melanjutkan kegiatan belajar mereka.


"Al Khoziny ini layak dibantu APBN karena jumlah santrinya 1900 mau sekolah di mana? Mau dibiarkan ditenda. Pemerintah mau diam saja," kata Cak Imin dalam konferensi persnya bersama Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Agama dan Kementerian Dalam Negeri, Selasa (14/10/2025).


Cak Imin lantas mempertanyakan apa solusi yang dimiliki pihak-pihak yang memprotes penggunaan dana APBN untuk renovasi Ponpes Al Khoziny ini.


Karena menurut Cak Imin, yang pemerintah bantu adalah anak-anak negeri yang sedang belajar, dan mereka tak memiliki tempat untuk belajar karena tertimpa musibah.


Penggunaan dana APBN ini juga bertujuan untuk melindungi kegiatan belajar para santri 


"Kepada teman-teman yang memprotes menggunakan APBN, apa solusi Anda kepada DPR yang ada satu dua orang yang memprotes, apa solusi Anda dengan 1900 santri yang sedang belajar?"


"Jadi, tolong dibuka mata bahwa yang kita tolong adalah anak-anak negeri yang sedang belajar. Sehingga saya sangat tidak habis pikir yang dikritik kok upaya pemerintah yang sedang melindungi anak yang sedang belajar dan tidak ada tempat belajar," tegas Cak Imin.(*)

Posting Komentar

0 Komentar

Selamat datang di Website www.indsatu.com, Terima kasih telah berkunjung.. tertanda, Pemred : Yendra