INDSATU - Kisah haru datang dari para santri Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, yang selamat dari reruntuhan bangunan musala ponpes yang ambruk pada Senin (29/9). Mereka bercerita kepada Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa yang datang menjenguk pada Kamis (2/10) kemarin, bagaimana harus bertahan di bawah reruntuhan bangunan.
Salah satu santri, Syailendra Haical (13), bercerita tetap menjalankan salat lima waktu. Ia salat dengan gerakan mata, seperti yang diajarkan orang tuanya.
Saat waktu salat tiba, Haikal bahkan sempat membangunkan temannya di bawah reruntuhan, “Ayo salat, ayo salat,” ucap Haikal kala itu. Ia bahkan mendengar suara seseorang mengimami. Namun ketika Subuh menjelang, sahutannya tak berbalas saat itulah ia sadar bahwa temannya sudah tiada.
Santri lain, Alfatih Cakra Buana (14), juga berhasil diselamatkan. Selama terjebak di bawah reruntuhan bangunan ponpes, Al Fatih tidur selama tiga hari sebelum akhirnya ditemukan dan dievakuasi. “Ketika dievakuasi, Al Fatih bahkan langsung meminta minum es,” tutur Khofifah haru.
Kini, Haikal dan Alfatih tengah dirawat di RSUD Notopuro Sidoarjo. Hingga kini, tercatat 108 korban, dengan 103 selamat dan 5 meninggal dunia, sementara 59 santri lainnya masih tertimbun tanpa tanda kehidupan.(*)
0 Komentar