INDSATU - Karya patung kayu berjudul Mengalir merupakan respon artistik seniman terhadap kondisi ruang arsitektural yang belum rampung. Ditempatkan di dalam gedung yang masih dalam proses pembangunan, karya ini tidak hanya berfungsi sebagai objek visual, tetapi juga sebagai intervensi kritis terhadap ruang yang bersifat transisional dan belum memiliki fungsi final.
Secara formal, bentuk patung ditandai oleh rongga-rongga dan pahatan lingkaran yang menciptakan kesan gerak serta aliran pada material kayu yang sejatinya statis. Konsep "mengalir" di sini menekankan dinamika antara yang tetap dan yang berubah, antara materialitas kayu yang solid dengan ruang kosong yang dihadirkan melalui lubang-lubang pada permukaannya. Dengan demikian, karya ini mengartikulasikan dialektika antara kekosongan (void) dan keberadaan (presence).
Dari sudut pandang ruang, Mengalir memanfaatkan ketidaksempurnaan arsitektur gedung sebagai latar yang memperkuat makna. Gedung yang tidak selesai menjadi metafora dari proses yang tertunda, stagnasi, maupun ketidakpastian. Kehadiran patung ini justru mengaktifkan ruang tersebut dengan menawarkan gagasan tentang kontinuitas: bahwa meskipun ruang fisik dapat terbengkalai, aliran waktu, ide, dan kreativitas tidak pernah berhenti.
Dengan pendekatan ini, Mengalir dapat dibaca sebagai representasi hubungan dialektis antara manusia, material, dan ruang yang belum final. Karya ini menegaskan peran seni dalam merespon kondisi arsitektural yang tidak ideal, sekaligus mengingatkan bahwa setiap ruang—selesai ataupun tidak—selalu menyimpan potensi untuk dihidupkan kembali melalui praktik artistik.(*)
Sculptor: Doni Bulle
0 Komentar